Kabupaten Buleleng terletak di belahan utara Pulau Bali, memanjang dari barat ke timur, mempunyai pantai sepanjang 144 km. Kabupaten Buleleng berbatasan dengan Laut Bali/Jawa di sebelah utara, sebelah selatan berbatasan dengan 4 Kabupaten yaitu Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Bangli, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jembrana dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karangasem.
Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Buleleng 1.365,88 km2, atau 24,25 % dari luas Propinsi Bali. Sebagian besar wilayah kabupaten Buleleng merupakan daerah berbukit yang membentang di bagian selatan, sedangkan di bagian utara yakni sepanjang pantai merupakan dataran rendah. Kabupaten Buleleng dibagi menjadi 9 kecamatan yang terdiri dari 148 desa/kelurahan dengan jumlah penduduk bulan Desember 2013 sebanyak 675.513 jiwa yang terdiri dari 83.831 jiwa penduduk perkotaan dan 591.682 jiwa penduduk pedesaan.
Dari 148 desa/kelurahan tersebut 67 desa/kelurahan mendapat pelayanan air bersih melalui PDAM sedangkan 81 desa/kelurahan melalui sistem swakelola. Jumlah penduduk Kabupaten Buleleng terlayani PDAM Kabupaten Buleleng sampai bulan Desember 2014 adalah 229.645 jiwa atau 33,99%, sedangkan terlayani oleh Desa melalui sistem swakelola adalah 311,074 jiwa atau 46,05 %.
Sesuai target Milenium Development Goals (MDG’s), pada tahun 2015 diharapkan 68,87 % masyarakat terlayani air bersih. Sampai saat ini (Desember 2014) total pelayanan air bersih oleh PDAM dan desa secara swakelola berjumlah 80,04 %, sehingga telah melampaui target MDG’s.
Penyediaan air minum untuk Kota Singaraja dimulai sejak tahun 1902 yang dilaksanakan oleh Pemerintah Belanda, memanfaatkan sumber mata air di Desa Padang Bulia dengan kapasitas 3 ltr/dt mempergunakan sistem gravitasi dan sebuah resevoir di Bantang Banua berkapasitas 180 M³.
Pada Tahun 1929 diadakan penambahan kapasitas sebesar 7 ltr/dt dari sumber yang sama dan menambah sebuah reservoir di Bantang Banua dengan kapasitas 300 M³. Disamping itu dilaksanakan pula perluasan jaringan pipa distribusi. Pada tahun 1955 oleh Pemerintah Indonesia dibentuklah badan khusus untuk mengelola air minum yang diberi nama Perusahaan Air Minum Negara Singaraja.
Atas upaya PAM Negara Singaraja ini mulai diadakan penambahan kapasitas dengan memanfaatkan sumber mata air Mumbul yang terletak di tengah kota Singaraja menggunakan 2 (dua) pompa yang digerakkan dengan tenaga diesel berkapasitas 15 ltr/dt dan dibangun pula sebuah reservoir Giri Putri dengan kapasitas 550 M³.
Pada tahun 1970 oleh PPSAB Bali (Proyek Peningkatan Sarana Air Bersih Bali) diadakan penambahan kapasitas produksi dengan mengambil sumber air di Bangkiang Sidem sebesar 15 ltr/dt. Kemudian perusahaan sendiri secara bertahap meningkatkan kapasitas produksi dari 40 ltr/dt menjadi 75 ltr/dt. Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 071.KPTS/CK/X/1979 tanggal 8 Oktober 1979 PAM Negara Singaraja diubah namanya menjadi Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Kabupaten Dati II Buleleng. Pada tahun anggaran 1980/1981 PPSAB Bali melanjutkan bantuannya meningkatkan kapasitas produksi dengan memanfaatkan sumber mata air Pangkung Dalem sebesar 50 ltr/dt. Dengan demikian total kapasitas produksi s/d saat itu adalah 125 ltr/dt. Melalui artikel di atas, kami dapat merekomendasikan Anda gaun terbaru dalam berbagai panjang, https://www.fakewatch.is/product-category/richard-mille/rm-35-01/ warna, dan gaya untuk setiap kesempatan dari merek favorit Anda.
Pada tahun 1986 berdasarkan Berita Acara No. 28/BA/CK/1986 dan No. 690/19266/Bangda, Menteri Pekerjaan Umum menyerahkan pengelolaan BPAM Kabupaten Dati II Buleleng kepada Gubernur Kdh. Tk. I Bali dan berdasarkan Berita Acara No. 690/19268/Bangda dan no. 58/Peng.3/UM/86 tanggal 10 September 1986 Gubernur Kdh. Tk. I Bali menyerahkan kepada Bupati Kdh. Tk. II Buleleng untuk selanjutnya dengan Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng No. 1 Tahun 1984 berdirilah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Dati II Buleleng.
Mulai Tahun 1988 PDAM Kab. Buleleng berhasil mengadakan renovasi Bronkaptering Mumbul dan perluasan jaringan pipa transmisi,distribusi menggunakan dana pinjaman dari Pemerintah Pusat sebesar Rp. 3.245.322.650,- yang dimanfaatkan untuk : Bronkaptering Mumbul : 175 ltr/dt, Pompa Centrifugal 5 bh @ 60 ltr/dt, Reservoir volume 2.100 M³ di Tegalsari, dan Pipa Transmisi & Distribusi ± 20.000 meter. Dengan demikian pada akhir tahun 1991 kapasitas produksi menjadi 300 ltr/dt.
Tahun 1993 untuk perluasan jaringan ke kawasan Lovina, PDAM Kab. Buleleng kembali memanfaatkan dana pinjaman melalui P3KT sebesar Rp. 2.377.000.000,- yang dipergunakan untuk: Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi Singaraja-Lovina sepanjang 13.675 meter, pengadaan dan pemasangan pipa distribusi dalam kota dari Res. Bantang Banua s/d ujung timur Jalan Gempol sepanjang 4.822 meter.